Medantop.id, Padang – Lantunan ayat suci Alquran terdengar merdu dari pengeras suara Masjid Baitul Anshar, Komplek Rumah Tahanan (Rutan) Anak Aia, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Ayat demi ayat yang dilantunkan bukanlah rutinitas seperti biasa, menunggu datangnya waktu sholat.
40 warga binaan mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Quran di masjid, Foto: Sari
Sejak seminggu terakhir, sejak 3 April 2023, sediktinya 40
warga binaan mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Quran di masjid komplek Rutan
tersebut. Ini diselenggarakan masih dalam rangkaian Pesantren Ramadhan 1444
Hijriyah bagi warga binaan.
Di dalam masjid, terlihat para peserta dari berbagai
persoalan atau kasus pidana yang mereka jalani, fokus ke Alquran masing-masing,
sebelum nama mereka dipanggil naik mimbar membacakan ayat demi ayat yang telah
dipersiapkan Dewan Hakim.
Setengah berbisik, peserta yang siap tampil ini mencoba
mengulang-ulang membaca biar tidak grogi diatas mimbar. Ada yang memang paham
dengan Tajwid dan ada yang mencoba dengan irama yang biasa mereka dengar atau
pelajari secara otodidak.
“Yang penting enak didengar dan bacaan kita benar bang,”
ujar Rusli (35). Benar ternyata, ketika Rusli mencoba membaca Alquran sebelum
tampil ke depan, ayat demi ayat yang
dibacanya memang terdengar fasih sekali.
“Alhamdulillah saya bisa baca Alquran, tapi saya sudah lupa
juga dengan ilmu tajwid nya jadi ketika saya baca yang penting enak didengar
dan ayatnya tidak salah,” katanya percaya diri.
Hal senada juga disampaikan Riswardi (50), asal Kabupaten
Pasaman Barat. Dia sangat bangga bisa mengikuti MTQ di Komplek Rutan Anak Aia
tersebut. Karena, selain beribadah tentunya ini juga kesempatan bagi dia untuk
menambah amal ibadah selama Ramadhan.
“Modalnya nekat aja,” ujar Riswardi saat ditanya bagaimana
persiapan mengikuti MTQ tersebut. Dia sendiri sangat mendukung lomba yang
dilakukan tersebut apalagi diumur yang sudah kepala lima, baru kali ini dia
ikut lomba membaca Alquran.
“Latihan khusus tidak ada, tapi kan setiap hari kita rutin
baca Alquran di kamar masing-masing dan Insha Allah nanti bisa membaca dengan
lancar pas di mimbar. Soal irama, yang penting enak didengar,” tutur Riswardi
percaya diri.
Kepala Rutan Anak Aia, Muhammad Mehdi menyebutkan, selama
pesantren Ramadhan ini juga digelar lomba MTQ, Tahfis Qur’an, Lomba Ceramah dan
Lomba Memandikan Jenazah. Materi lomba yang digelar tersebut memang disamakan
dengan kurikulum pesantren Ramadhan yang mereka jalankan.
“Kita setiap tahun menggelar Pesantren Ramadhan dengan
jumlah rata-rata santrinya 200 orang warga binaan. Dalam pelaksanaan pesantren
tersebut kita isi dengan lomba MTQ dan lomba lainnya dengan materi lomba sama
dengan materi pesantren,” ujar Mehdi lagi.
Sementara untuk peserta bebas dari blok tahanan mana saja
tanpa membedakan kasus yang mereka hadapi. Sistemnya, petugas Rutan mengumumkan
adanya perlombaan, nanti warga binaan tinggal mendaftar melalui petugas sesuai
lomba yang mereka ikuti.
“kita keluarkan pengumuman, dan nanti tinggal warga kita
(warga binaan) mendaftar sesuai materi lomba yang diikuti, dan itu bebas.
Alhamdulillah, antusia mereka sangat luar biasa untuk mengikuti lomba tersebut,
lihat saja didalam masjid ini, penuh kan dengan peserta,” ujar Mehdi semangat.
Untuk penyelenggaraan pesantren maupun MTQ, langsung
dikerjakan oleh Sub Seksi Pelayanan Tahanan yang bekerjasama dengan pengurus
masjid Baitul Anshar. Tak ketinggalan, justru yang makin menambah luar biasanya
lomba ini, dewan hakim MTQ juga berasal dari warga binaan itu sendiri.